Thursday, December 1, 2011

"Menjual Diri" demi Beasiswa

Tulisan ini saya kopas dari kompas.com

really inspiring untuk calon pencari beasiswa

JAKARTA, KOMPAS.com — Saat mendaftar beasiswa, khususnya beasiswa melanjutkan studi di luar negeri, para pendaftar disyaratkan harus menulis statement purpose atau motivation letter berbentuk esai. Wah, apa lagi ini?

Tulisan tersebut sejatinya dapat digunakan oleh para pendaftar untuk "menjual" kelebihannya, motivasi dirinya, serta apa yang membuatnya merasa pantas mendapatkan sebuah beasiswa. Namun, menulis statement of purpose kemudian menjadi salah satu prasyarat yang cukup membuat para pendaftar kebingungan.

Mufli Afgaransyah, alumnus Fakultas Hubungan Internasional Universitas Padjajaran, Bandung, ini misalnya. Ia mengungkapkan, kekhawatirannya ketika ingin mendaftar sebuah program beasiswa adalah ketidakpercayaan diri untuk "menjual diri" sendiri dalam sebuah tulisan atau statement of purpose.

"Itu ketakutan saya, saya enggak ngerti apa yang mau saya jual. Mungkin, karena tidak mengenal diri sendiri atau tidak pandai menumpahkannya dalam sebuah tulisan," kata Mufli kepada KOMPAS.com dalam seminar "How to Write a Good Statement of Purpose" yang digelar Education USA di Jakarta, Jumat (18/11/2011).

Pada kesempatan tersebut, Casey Nolen Jensen, praktisi pendidikan dari University of California, Los Angeles, yang menjadi pembicara di seminar, menilai dari beberapa peserta seminar yang memberikan contoh tulisannya, umumnya masih kurang menjual.

Casey mengatakan, ada beberapa penyebab kebanyakan orang tidak bisa "menjual dirinya" dalam bentuk tulisan. Pertama, ketidaktahuan mereka dengan apa yang menjadi keunggulan dirinya. Kedua, ketidakmampuan mereka menumpahkan keunggulannya ke dalam sebuah tulisan.

"Statement purpose itu harus menjual keunggulan," ujar Casey.

Ia menambahkan, awalnya banyak pelajar yang ingin mendaftar beasiswa merasa sangat percaya diri. Namun, tak jarang, kemudian statement purpose yang dibuatnya malah biasa-biasa saja. Itulah sebabnya, Casey menyarankan agar para pelajar yang ingin mendaftar ke sebuah program beasiswa harus menggali dan mengenali karakter dirinya sendiri.

Statement purpose memang pada akhirnya menjadi sangat penting untuk dapat lolos seleksi dan mendapatkan beasiswa studi di luar negeri. Statement purpose jadi salah satu poin terpenting sehingga harus dibuat "memikat" pemberi beasiswa.

"Kenali diri sendiri dan belajar untuk menumpahkan itu ke dalam tulisan. Apa yang mau ditulis jika kita tidak mengenali keunggulan atau keunikan kita," tandasnya.

No comments:

Thursday, December 1, 2011

"Menjual Diri" demi Beasiswa

Tulisan ini saya kopas dari kompas.com

really inspiring untuk calon pencari beasiswa

JAKARTA, KOMPAS.com — Saat mendaftar beasiswa, khususnya beasiswa melanjutkan studi di luar negeri, para pendaftar disyaratkan harus menulis statement purpose atau motivation letter berbentuk esai. Wah, apa lagi ini?

Tulisan tersebut sejatinya dapat digunakan oleh para pendaftar untuk "menjual" kelebihannya, motivasi dirinya, serta apa yang membuatnya merasa pantas mendapatkan sebuah beasiswa. Namun, menulis statement of purpose kemudian menjadi salah satu prasyarat yang cukup membuat para pendaftar kebingungan.

Mufli Afgaransyah, alumnus Fakultas Hubungan Internasional Universitas Padjajaran, Bandung, ini misalnya. Ia mengungkapkan, kekhawatirannya ketika ingin mendaftar sebuah program beasiswa adalah ketidakpercayaan diri untuk "menjual diri" sendiri dalam sebuah tulisan atau statement of purpose.

"Itu ketakutan saya, saya enggak ngerti apa yang mau saya jual. Mungkin, karena tidak mengenal diri sendiri atau tidak pandai menumpahkannya dalam sebuah tulisan," kata Mufli kepada KOMPAS.com dalam seminar "How to Write a Good Statement of Purpose" yang digelar Education USA di Jakarta, Jumat (18/11/2011).

Pada kesempatan tersebut, Casey Nolen Jensen, praktisi pendidikan dari University of California, Los Angeles, yang menjadi pembicara di seminar, menilai dari beberapa peserta seminar yang memberikan contoh tulisannya, umumnya masih kurang menjual.

Casey mengatakan, ada beberapa penyebab kebanyakan orang tidak bisa "menjual dirinya" dalam bentuk tulisan. Pertama, ketidaktahuan mereka dengan apa yang menjadi keunggulan dirinya. Kedua, ketidakmampuan mereka menumpahkan keunggulannya ke dalam sebuah tulisan.

"Statement purpose itu harus menjual keunggulan," ujar Casey.

Ia menambahkan, awalnya banyak pelajar yang ingin mendaftar beasiswa merasa sangat percaya diri. Namun, tak jarang, kemudian statement purpose yang dibuatnya malah biasa-biasa saja. Itulah sebabnya, Casey menyarankan agar para pelajar yang ingin mendaftar ke sebuah program beasiswa harus menggali dan mengenali karakter dirinya sendiri.

Statement purpose memang pada akhirnya menjadi sangat penting untuk dapat lolos seleksi dan mendapatkan beasiswa studi di luar negeri. Statement purpose jadi salah satu poin terpenting sehingga harus dibuat "memikat" pemberi beasiswa.

"Kenali diri sendiri dan belajar untuk menumpahkan itu ke dalam tulisan. Apa yang mau ditulis jika kita tidak mengenali keunggulan atau keunikan kita," tandasnya.

No comments: